Senin, 23 Maret 2020

MELANGITKAN NAMAMU



 

       -------------------------------------------------------------------------------------------------------

       Tulisan ini aku awali dengan perasaan  yang belum juga menemukan titik terangnya.
Dan juga tidak menemukan hasil yang begitu memuaskan dari semua curahan yang pernah ada.
Ku lampirkan kenangan yang kian menyesakkan. Lalu ku bungkus dengan rasa nyaman yang amat mendalam. Dan bertuliskan rindu sebagai lambang perasaan terbesarku saat ini.

Tadinya ku kira semua akan berjalan baik-baik saja tanpa deraian air mata lagi. Namun aku salah, ya lagi-lagi aku yang salah di semua kekecewaan itu. Dan pada akhirnya kau orang yang terluka yang terkena goresan kesalahanku. Hanya ucapan maaf dengan berulang kali yang bisa aku lirihkan kepadamu atas semua kekecewaan yang telah terjadi.
Tapi percayalah bahwa diatas semua kekecewaan itu aku tidak pernah bermaksud menggoreskan luka dihati mu. Aku hanya tak sengaja, "maafkan aku".


Aku tahu bahwa kau pasti muak sekali dengan setiap kata maaf yang ku utaran untukmu lewat tulisanku saat ini, tapi hanya itu kata yang sanggup mewakili semua kesalahanku padamu. Hanya itu yang mampu terucap disaat semua kata terkurung dalam lembah kekesalan amarah.




Aku memang menyukai sebuah perubahan, tapi tidak dengan sikapmu.
Aku juga menyukai sebuah penyelesaian yang baik tapi tidak dengan lakumu.
Tapi nampaknya aku memang sudah kalah telak, sesuatu telah membuatmu menang menjadi juara tanpa ada pertandingan.

Satu waktu yang mendorongmu ragu adalah ketika kepercayaan yang dibangun pelan-pelan digugurkan oleh kenyataan tanpa penjelasan.




*

Kamu tahu, aku sekarang jadi jarang menangis setiap mengingat kenangan yang hampir pudar termakan waktu sibukku. Bisaku kini hanya tersenyum lalu menghembuskan napas panjang ketika bayanganmu muncul di kepalaku. Lalu menegarkan hati dan berbicara lirih "semuanya akan baik-baik saja, ini hanya rindu sekejap".
Tapi ternyata lirihku masih saja salah,  rindu ku tak hanya untuk saat itu saja, setiap hari aku semakin merindukan semua hal tentangmu, ya tentang kita.
Masih boleh aku merindukan mu?


Kini aku semakin mencintai malam, karena bagiku dia teman paling setia dikala hati tak bersahabat dengan bahagia.
Malam tahu semua tentangmu, aku berbicara banyak setiap malam mampir di hariku.
Malam begitu baik, dia mau mendengar semua ceritaku, dia mau merangkul setiap keluhku, dan dia juga mau memberikan pelukan erat untuk semua kerinduan yang kurasakan. 
Malam tahu bagaimana rasanya merindukan seseorang  tanpa tahu harus berbuat apa.  Selama ini aku bercerita pada malam, bahwa aku mau tidur tanpa bisa bangun lagi hanya karena aku berharap aku bisa bertemu denganmu terus dalam mimpiku walaupun dalam hitungan waktu saja.

Malam juga tahu kalo aku selalu putar video-video kita, aku selalu liatin foto-foto kita, dan aku selalu baca chatt-chatt kita, karena cuma itu yang aku punya.
Aku rindu......
Sungguh.....

Tadi aku bilang bahwa aku tidak menangis lagi saat mengingat semua tentangmu, ternyata untuk saat ini aku belum bisa menahan setiap dorongan yang ada dipelupuk mataku untuk jatuh lalu berderai.
Aku menangis....


Anganku terlalu tinggi untuk mengabulkan permintaan terakhirmu padaku agar secepatnya melupakan semua tentangmu. Tadinya aku juga sedang berusaha untuk melupakan semuanya, tapi aku tak bisa, aku gagal, aku kalah oleh waktu yang tak terhitung untuk melupakan itu semua.

Saat ini kotaku sedang tidak baik, banyak kekhawatiran di kepala-kepala itu. Hingga petinggi-petinggi kotaku memutuskan untuk menyarankan kami melakukan segala aktivitas selama dua pekan kedepan di dalam rumah.
Dan kamu tahu apa artinya itu? Ya, aku dua pekan ini akan melakukan semua aktivitasku di dalam kamarku ditemani serpihan kenanganmu yang kau minta untuk segera ku hapuskan dari memoriku.
Tapi lagi-lagi aku kalah! Ternyata tidak semudah itu bagiku menghapuskan semua kenangan kita begitu saja, aku sudah berusaha keras untuk melupakannya. Maaf, tapi aku tidak bisa.
Dalam dua pekan ini bisaku hanya mendengarkan lagu-lagu sendu lalu memejamkan mataku seraya berusaha mencoba melupakan sedikit demi sedikit tentangmu. Ternyata cara itu paling salah, aku malah semakin merindukanmu. Kepala ku secara otomatis lagi-lagi memutar ulang kemballi semua kenangan baik tentang kita.
Dan untuk kesekian kalinya, maafkan aku......


**


Sepekan lalu aku bercerita dengan salah satu teman lamaku. Dia sahabat rohaniawanku, dia laki-laki yang baik yang selalu mendukungku di setiap hal yang bisa kulakukan tanpa paksaan.
Aku bertanya banyak tentang perasaan tersembunyi yang dipunyai seorang laki-laki. Aku bertanya bagaimana aslinya perasaan seorang laki-laki itu.


"Aku lagi gak mood bgt Ri"

"Kenapa lagi sih kamu Len?"

"Kenapa sih perempuan itu harus diciptakan dari tulang rusuk laki-laki? Jadikan kalo sakit hati, sakitnya gak nyampe ke rusuk Ri".

"Kamu ngomong apa sih Len? Lagi ada masalah ya? Berdoa dulu gih!"

"Aku gak tau ini saat yang tepat atau egk dari Tuhan buat ngelepas dia Ri, yang pasti rasanya gak hilang-hilang. Sakit bgt, nyesek bgt. Aku emang selalu egois setiap minta ke Tuhan. Aku selalu minta Tuhan buat simpan dia sebagai masa depan aku tanpa minta juga buat ditinjukkin apakah benar dia orang yang tepat dimasa depanku nanti. Aku seegois itu Ri"

(suara mulai berat karena dibebani oleh air mata yang mulai membasahi pipiku).

"Astaga Len, tetap kuat seperti yang ku kenal ya. Tapi aku cuma mau bilang kalo kamu tuh juga salah Len.  Harusnya dari awal kamu minta sama Tuhan,agar dikasih petunjuk benar apa enggaknya dia orang yg akan ada dimasa depan kamu kelak. Minta petunjuk Tuhan, kalo memang dia orangnya ya Puji Tuhan tapi kalo memang bukan dia jangan lupa minta juga ke Tuhan untuk menjauhkannya dengan cara terbaik yang Tuhan punya.
Percaya Len, pengharapan Tuhan itu tidak akan sia-sia. Tapi enggak semua harapan yang menurut kita baik, Tuhan bilang OK. Karena Tuhan lebih tahu, pasti ada yang terbaik dari yang baik menurut kita."

"Iya aku percaya rencana Tuhan pasti lebih baik Ri buatku, tapi  aku tuh heran kenapa  disemua masalah yang pernah kami lalui dia malah kembali dan kembali lagi ke aku Ri."

"Mungkin aja waktu itu Tuhan sedang menguji hatimu Len, positif thinking saja sama jalannya Tuhan Len. Aku tahu kamu itu perempuan kuat, perempuan hebat. Dan aku juga tahu kalo  ini gak mudah buat mu kan? Tapi aku cuma mau bilang kalo diluar sana masih banyak laki-laki yang jauh lebih baik yang sudah Tuhan siapkan untukmu Len."

(suaraku semakin berat karena tangis yang tertahan).

"Bicara tentang rasa sayang, kamu tahu kan Ri kalo aku memang mudah bgt dekat sama orang, tanpa terkecuali orang baru. Tapi kamu tau juga gak kalo aku gak semudah itu juga buat suka, nyaman, bahkan sayang sama orang? Dan gitu juga kalo aku udah sayang ke orang, aku gak bakalan semudah itu untuk bisa ngelupain orang yang pernah aku sayang Ri, apalagi posisinya sekarang masih sayang. Banyak bgt tantangan buat ngelupain dia Ri."

"Iya, aku tahu kok Len. Sabar ya, kuat kuat kuat."


**

"Ri, kalo aku mendesak pengen dikenalin ke orangtuanya walaupun dihubungan itu enggak ada kejelasan status, aku salah gak ya?"

"Hah? Mendesak? Maksudnya gimana Len?"

"Iya Ri, aku selalu minta ke dia buat dikenalin ke orangtuanya tapi gak pernah di gubrish."

"Kenapa? Alasannya apa, kamu nanya alasannya kenapa dia belum ngenalin kamu ke orangtuanya gak Len, atlist hubungan kalian enggak tau statusnya apa?"

"Katanya kalo untuk pengenalan ke orangtua itu bukanlah tahap yang main-main Ri,
padahalkan maksud aku baik untuk kenal ke orangtuanya event hubungan kami yang enggak tau statusnya apa. Karena menurut aku mengenal orangtua dalam hubungan apapun itu pasti kesannya baik. Bukan cuma kesan ke akunya, tapi ke dianya juga pasti baik kan Ri?"

"Gini ya Len, aku mau cerita sedikit but bukan untuk memperburuk suasana hati kamu.
Jadi bulan 12 kemaren aku nemenin sepupuku dirawat di RS dan kebetulan profesinya Brimob.
Dan yang lebih kebetulannya lagi, waktu itu Hp ku rusak Len, jadi mau enggak mau aku minjem Hp sepupuku buat ngabarin keluarga yang lain. Nah, enggak tahu juga waktu itu kenapa aku tiba-tiba pengen ngestalk Hpnya. Aku bukainlah tuh satu persatu chattingan dia sama temen-temennya. And you know what Len, apa yang aku rasain waktu ngepoin chattingannya. Aku kaget bgt Len, chattingannya sama cewek semua, sudah kayak asrama putri Hpnya. Dan banyak bgt cewek yang jenguk sepupuku ke RS Len, malah ada yang berpapasan dan ada yang satu waktu 3 cewek yang jenguk sekaligus Len. Kebayang gak tuh?
Pas jam jenguk sudah habis aku mulai nanya ke dia, kok banyak bgt cewek yang datang jenguk dan enggak bikin dia takut dengan kedatangan cewek-cewek itu secara bersamaan.
Tapi dia ketawa terus bilang kalo dari awal kenal cewek-cewek itu dia cuma jadikan ajang happy-happy doang sambil nunggu waktu Tuhan untuk benar-benar kasih seseorang yang tepat. Dan sedang menjaga perasaan perempuan-perempuan lain yang sudah di seleksinya untuk lebih diseleksi lagi katanya Len. Karena menurut sepupu aku, dengan profesinya kayak sekarang ini justru hanya jadi pemanfaat buat perempuan-perempuan yang gak ngerti arti perjuangan.
Sepupuku ada benarnya juga sih Len, tapi aku juga bilang ke dia kalo cara dia tuh salah dalam menanggapi  cewek-cewek itu. Karena pada dasarnya perempuan itu paling banyak diuji, pada saat lelakinya sedang dibawah perempuan diuji kesetiaannya. Pada saat lelakinya sudah berada diatas perempuan juga masih diuji untuk selalu sabar kalo sewaktu-waktu lelaki yang ditemaninya dari nol bakalan berubah haluan keperempuan lain.
Bener gak Len?"

"Iya bener sih Ri. Terus menurutmu apa dia juga sekarang lagi menjaga perasaan perempuan yang sudah diseleksinya ya Ri? Aku bingung .....
Cuma kalo bicara tentang pasangan tuh ya, aku memang paling enggak pernah memandang pasanganku dari segi apapun itu Ri. Karena bagiku apapun itu kekurangan bahkan kelebihan dia,  sudah menjadi hal yang sewajarnya yang dari awal harusnya bisa aku terima apapun itu tanpa terkecuali. Kalo ngomongin profesi, bukannya mau flashback, tapi sebelum-sebelumnya orang yang pernah sama aku profesinya saat ini sudah terbilang OK dan Puji Tuhan pernah nemenin perjuangan beberapa dari mereka. Tapi itu semua enggak berarti apa-apa Ri.Untuk yang terakhir ini aku memang enggak nemenin sih, ya karena dekatnya juga gak terduga, tapi siapa sangka dia malah bisa bikin aku senyaman mungkin sampai sekarang ini walaupun sudah missing communication. Dan lagi bicara tentang pasangan, Mama aku tuh selalu wanti-wanti, selalu kasih pesan dan bahkan request kalo bisa cari pasangan itu harus yang orang kampung. Awalnya aku bingung sendiri pas nyikapi omongan mama tapi semakin kesini aku semakin disadarin dan dikasih penjelasan sama mama kalo pasangan orang kampung itu lebih mengerti arti perjuangan. Pokoknya gitu deh pesan atau request dari mama yang selalu bikin aku ingat buat enggak ngecap atau menilai laki-laki hanya dari fisik, dari profesi, atau bahkan dari materi sekalipun, ya karena menurut aku itu memang sudah menjadi bonus tersendiri buat mereka yang sudah banyak berjuang."

"Betul bgt Len, untuk yang itu aku setuju bgt samamu. Dan lagi nih ya Len, kamu tau gak kalo perempuan itu tugasnya menemukan bukan mencari.
Menemukan orang yang bisa bikin nyaman, bisa bikin aman, bisa bikin senang, bisa bikin diri kamu tuh terasa terlindungi, terjaga."

"Iya Ri, dan sejauh ini aku masih nyaman bgt sama dia, aku masih senang sama dia, dan jujur aku masih menyisihkan penantian disetiap waktu yang ku punya.
Aku gak pernah sekeras ini menyukai satu orang Ri, rasanya sakit bgt setiap mengingat keputusan terakhirnya."


"OK Len, aku cuma akan kasih satu masukan ke kamu. Menurut aku saat ini kamu harus lebih banyak berserah diri ke Tuhan deh, minta petunjuk Tuhan kalo di usia kamu yang sekarang ini kamu  benar-benar ingin ditunjukkan orang yang tepat untuk masa depan kamu. Jangan banyak menyimpan galau karena mengingat masa lalu.
Aku gak bilang masa lalu itu semuanya buruk dan harus dilupakan. Tapi tolong untuk enggak sesering mungkin memutar memori masa lalumu, karena itu berpengaruh sama mood keseharian kamu juga Len."

"Iya Ri, Thank you udah jadi pendengar dan penasehat yang baik buat aku ya"

"Sama-sama Len,  ingat ya selalu andalakan Tuhan dalam semua perasaaan kamu."



(mencoba tersenyum ditengah kakunya pipi yang sudah kering karena air mata).








******









Mungkin kesalahan terbesarku saat ini adalah berharap terlalu banyak tanpa lebih dulu bertanya, nama siapa yang ada di hatimu sebenarnya selama ini.
Aku menghargai semua keputusan yang menurutmu baik, karena pada dasarnya dewasa telah memihak dan kau berhak.

Detik ini aku ingin sekali memelukmu, dan berkata kalau aku lelah sekali dengan hari yang ku jalani saat ini tanpamu.
Aku ingin memelukmu sekejap saja walaupun nantinya jantungmu sudah tidak berdegup lagi saat bersamaku.



*********

Mencintaimu itu bagaikan terbang mengendarai pesawat, memiliki tanggung jawab yang besar dengan tingkat resiko yang sangat tinggi.
Kenapa aku bilang begitu? Karena menurut aku, untuk bisa dapat feedback suka dari kamu aja tuh susah bgt. Apalagi dengan profesi kamu yang seperti itu , bukan main-main untuk menentukan tahap kedepannya. Bahkan sampai ke tahap mencintai sekalipun. Aku ingat, kamu pernah bilang kalo kata cinta itu bukan sekedar main-main, yang mudah saja keluar dari mulut setiap orang. Tapi kali ini aku sungguh mencintaimu, aku menyukai semua yang ada pada dirimu. Aku menyukai semua kekuranganmu yang ku tahu, baik yang belum dan yang akan ku ketahui walaupun kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Aku hanya bisa mencurahkan semua perasaanku lewat tulisan-tulisan yang disusun oleh jari-jariku saat ini dan sebelumnya. 
Aku menuang semua tulisanku ditemanin malam, karena malam lebih menerima keluhku untuk menumpahkan semua kesahku yang tak dapat ku ceritakan pada siapa saja termasuk kamu.

Aku tidak akan pernah menyesal karena sudah pernah mengenalmu dengan baik. Aku tidak akan pernah membencimu  karena telah memberiku kisah perpisahan yang tak pernah ku inginkan sebelumnya. Dan aku juga akan tetap kuat menerima perpisahan yang seperti ini walaupun sedikit agak  berat untukku, tapi aku selalu meyakinkan batinku bahwa ini sudah menjadi pilihan terbaikmu.
Karena aku percaya, jika mencintai seseorang maka kita harus rela melepasnya bukan karena kita berhenti mencintainya. Tapi karena kita tahu bahwa dia berhak bahagia walaupun bukan kita yang membuatnya bahagia.


Sekarang aku akan lebih berusaha lagi untuk membiasakan diri dengan tetap mengingat semua kebaikan yang pernah kau beri tanpa harus melibatkan perasaaanku.
Dan melangitkan namamu adalah senjataku untuk membuatku agar tidak akan pernah membencimu disemua waktu yang pernah kita punya.




    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Terimakasih semesta atas semangat yang menggebu disemua hari yang kupunya  ^_^






TAK SEARAH ~

                T erlalu pengecut jika harus kembali bercerita. Semua memang begitu berliku tapi tak tahu dimana kelokannya. Maaf...aku ter...