Selasa, 02 Juni 2020

PERIHAL MERINDU



     
     Menanyakan kabar ku saat ini? Kurasa bukan waktu yang tepat.
Karna aku saat ini mengidap suatu penyakit yang disebabkan oleh rindu. Aku sudah terlalu lama sekali menahan penyakit ini dan kurasa sekarang aku benar-benar sudah tidak kuat lagi untuk selalu memendam dan menyembunyikan semuanya kerinduan ini.
Aku merindukan setiap detail waktu yang pernah ada dan selalu terukir hingga saat ini. Aku juga merindukan semua hal yang menjadikan ku kuat hingga saat ini, walau tak sekuat saat bertemu.
Aaahhh.....aku rindu, sungguh!
Aku rindu percakapan yang mengisi ruangan saat itu. Aku rindu senyum yang menghangatkan ruangan saat itu. Dan aku juga rindu tawa yang selalu memecahkan ruangan saat itu, saat dimana semua gundah hampir sepundak.



Semakin hari aku semakain sering memutar semua video saat bersama. Memandangi foto berulang kali hingga akhirnya tertidur. Dan memutar lagu rindu sebagai teman yang paling setia dikala malam semakin larut dan rindu yang selalu meggebu. Hari semakin berat kurasa saat tak bertemu seperti ini.
Andaikan guling dikamarku dapat berbicara mungkin dia sudah berkata kalau dia lelah menampung semua keluh ku karena tak bertemu. Dan ketika kasurku juga ikut berbicara dia akan berkata bahwa dia sudah terlalu letih karena selalu menopang tubuhku yang lemah dengan keadaan ini.
Membosankan sekali dalam keadaan seperti ini tanpa bertemu. Membosankan sekali terus berada di zona diam tanpa kepastian. Aaahhh.....aku bosan!

Bisakah menyapaku walau hanya lewat mimpi?
Kumohon hadirlah dari kejauhan dalam mimpiku lalu menebar tawa yang tak terlupakan bahagianya.
Aku mampu membayangkan betapa bahagianya saat tawa itu terukir disetiap langit-langit bangunan.
Aku sungguh bahagia bersama tawa itu.
Namun, hingga saat ini tak kunjung hadir dalam mimpi ku. Kemana?
Sebanyak apa aktivitas yang merebutmu dari ku hingga menumbuhkan cemburu yang berlebih terhadap waktu. Aku selalu membenci waktu yang menghilangkanmu dari hariku.
Aku kehilangan semangatku yang menggebu-gebu yang diberikan semesta padaku untuk melewati satu hari bersama tawamu. Aku selalu menunggumu.


Yang aku tau perihal rindu itu hanya ada dua, yaitu meluapkan atau melupakan. Namun jika disuruh memilih aku akan lebih memilih meluapkan, karena bagiku meluapkan adalah hal yang mudah ku lakukan lewat ketikan jari-jariku atau bergumam dalam doa disepertiga malamku. Tapi jika untuk melupakan itu adalah hal tersulit yang tidak akan pernah kucoba sekalipun ada yang meminta.
Karena bagaimanapun ketika merindukan aku dapat merasakan betapa sulitnya suatu pertemuan yang terhalang oleh waktu ataupun jarak bahkan keadaan.

Saat ini yang bisa melunturkan sedikit kerinduanku hanya berkomunikasi lewat videocall saja dan juga mengirim voicenote terkadang. Namun itu semua tak mampu menggantikan betapa hangatnya pertemuan yang dibarengin dengan tawa lepas dari setiap kepala-kepala yang hadir.
Aku merindukan semua moment saat malu menjadi bahan percakapan yang paling membuat kita semakin dekat.
Ku harap keadaan segera membaik dan kita akan segera merayakan pertemuan yang luar biasa karena sudah terlalu lama dipisahkan oleh keadaan dan juga waktu.
Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu dan aku sudah tidak sanggup untuk menahan semua kerinduan yang kian meluap di diriku. Apakah sama yang kita rasakan?
Ku harap sama pun begitu yang kau rasakan.


Waktu semakin lama berpihak kepada keadaan, dan aku masih saja tak mampu mencari tawa seperti saat kita bertemu lalu menumpahkan semuanya di satu ruangan saat itu.
Pun sama yang kurasakan saat ini seperti apa yang kau rasakan juga, bosan dan sangat melelahkan.
Ya aku bosan dengan keadaan yang tak kunjung membaik dan aku lelah dengan waktu yang tak kunjung mendekat.Rasanya seperti terikat tambang besar, sakit dan menyesakkan.
Aku rindu sekali. Entah harus berapa kali aku mengucap rindu agar rasa itu benar-benar berkurang walau hanya sedikit. Tapi ternyata aku salah, semakin sering aku megucap kata rindu aku malah benar-benar semakin terjebak di perasaan yang tak tahu kapan berakhirnya.


Tawa yang menumbuhkan bahagiaku, dan ceria yang membangkitkan semangat baruku kuharap semua akan cepat berakhir karena aku merasa bahwa kini bahagia dan semangatku sudah hampir pudar. Aku membutuhkan bahagia dan semangat baruku yang hampir pudar termakan waktu dan juga keadaaan.
Semoga kita cepat bertemu....
Hay, anak-anakku yang paling sanggup menumbuhkan tawa tanpa dusta dan ceria tanpa batas.
Semoga sehat selalu berpihak pada kalian semua agar pada saat bertemu cerianya tetap sama seperti sebelum kita dipisahakan oleh keadaan.
Ibu Rindu ❤







TAK SEARAH ~

                T erlalu pengecut jika harus kembali bercerita. Semua memang begitu berliku tapi tak tahu dimana kelokannya. Maaf...aku ter...