BALON
Seorang anak kecil terkagum-kagum saat melihat penjual balon sedang melepaskan balon gasnya untuk promosi.
Ia melihat bahwa balon yang merah bisa terbang! Lalu ia melihat balon yang kuning juga bisa terbang.
Ia melihat bahwa balon yang merah bisa terbang! Lalu ia melihat balon yang kuning juga bisa terbang.
Ia semakin semangat ketika melihat balon yang warnanya hijau juga bisa terbang. Kebetulan, ia sangat senang dengan warna biru, lalu dengan jantung berdegup kencang ia ingin melihat apakah balon warna kesukaannya itu juga bisa terbang. Ketika si penjual balon melepaskan pegangannya, ternyata balon yang warnanya biru itu juga terbang, sehingga anak kecil berteriak senang, "Balon warna biru juga bisa terbang ..."
Mungkin kita akan tersenyum geli melihat kepolosan anak kecil ini. Anak ini berpikir bahwa yang bisa menerbangkan balon adalah warnanya. Tentu saja tidak seperti itu, yang membuat balon itu terbang bukan soal warnanya, tapi karena ada gas helium di dalam balon itu. Tanpa adanya gas helium, maka tidak ada balon yang bisa terbang, sebagus apapun juga warna balon itu.
Sejujurnya kita seringkali bertindak seperti anak kecil itu saat menilai kehidupan kita. Tanpa sadar kita selalu berpikir bahwa penampilan luar itu jauh lebih penting daripada apa yang ada di dalam.
Sehingga selalu merasa bahwa karena kekuatan, kepandaian, pengalaman, kecakapan, kekayaan, kecantikan, atau karena kehebatan yang kita punya lah yang membuat kita bisa "terbang". Tak menyadari bahwa kita bisa "terbang" karena ada Tuhan di dalam kehidupan kita.
Patutkah warna merah menyombongkan diri karena bisa terbang? Atau si kuning yang merasa warnanyalah yang membuat dirinya terbang? Bukankah hal yang konyol sekaligus menggelikan jika para warna itu menyombongkan diri karena sanggup menerbangkan balon? Bukankah harusnya mereka menyadari bahwa tanpa gas helium yang ada di dalamnya, mereka tak berarti apa-apa?
Penyakit kronis yang sering menghancurkan kehidupan manusia adalah : KESOMBONGAN!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar