Gue gak tau harus memulai kata-kata gue dari mana dulu, yang jelas perasaan gue itu sekarang lagi hiatus kayak para penulis komik favorite gue. Dan ternyata gue bisa juga ya ketempelan hiatusnya para penulis favorite gue sendiri. Hahahahaaa......
So....lu pasti bertanya-tanya apa hubungan hiatusnya para penulis komik favorite gue dengan blog gue kali ini. Dan apa hubungannya ketempelan hiatus yang gue rasain dengan blog gue kali ini. Gue sendiri sebenarnya bingung mau membuat kata demi kata itu bisa terhubung bagaimana jalannya, susah diukir kayak isi novelnya Tereliye.
Ok..tanpa basa-basi walaupun dari awal sudah basi duluan, gue sebenarnya mau nulis tentang rohaninya orang-orang beragama yang ada di Indonesia.
Sebelumnya gue mau tanya secara random dulu nih buat kalian-kalian yang lagi baca blog gue. Kalian lebih takut mana sih, sama orang yang dari ujung rambut sampai ujung kaki ketutup dan kalo ngomong selalu bawa-bawa nama Tuhan tapi kita gak tau apa saja yang dia lakuin diluar sepengetahuan kita atau sama orang yang cuek sama penampilannya kalau ngomong ngasal tapi kita tau semua apapun yang dia lakukan setiap harinya?
Ok! Tiga dari sepuluh orang lebih memilih takut sama orang yang cuek sama penampilannya kalau ngomong ngasal walaupun kita tau semua keseharian dia. Kenapa memilih itu?
Jawaban umum yang paling simple yang saya dapat dari orang-orang adalah orang itu saja kalau ngomong ngasal, tidak pernah berpikir panjang, pasti tidak ada hal positif yang akan didapat dari perkataan asal-asalan. Berpakaian cuek walaupun pakaian yang dikenakan sangat tidak pantas tetapi dia sangat percaya diri mengenakannya.
Ohnoo....
Gue mau kasih tau sama kalian semua yang lagi baca blog gue, tidak semua orang bisa kalian nilai dari penampilan atau kerohaniannya.
Sebenarnya kalian itu harusnya lebih takut sama orang-orang yang berpenampilan lebih rohani dan kalau ngomong selalu bawa-bawa nama Tuhan.
Kenapa?
Ya..karena kridebilitas dan intregritasnya gak cukup kuat sehingga dia merasa perlu untuk selalu bawa-bawa nama Tuhan agar omongannya bisa lebih dipercaya sama orang lain yang mendengarnya.
Kalau kelakuan aslinya buruk, kotor, dan bau tapi sering kali dia tidak mau terlihat buruk terutama dimata orang yang baru dikenalnya. Kita lebih pengen dikenal sebagai orang baik dan yang berkelakuan bersihkan?
Tapi gak semua dari kita cukup rajin menjaga kelakuan kita untuk tetap baik dan bersih setiap saat. Kalau kita kelakuan aslinya buruk tapi mau keliatan baik, gimana orangnya?
Bungkus diri kita dengan sesuatu yang terlihat baik, semakin buruk kelakuan kita maka kita butuh bungkusan yang semakin baik juga.
Dan kalian tau bungkusan yang baik itu apa?
Agama....
Kalau kita pakai bungkusan agama, orang akan ragu bahkan takut untuk menilai kita dekat dengan dosa.
Kalau memang kelakuan kita bersih kita gak perlu apa-apa untuk meutupi kelakuan kita.
"If they can cheat covering the stinky odours with nylon mesh, guess they can also cheat on gold medals."
(Jika mereka menipu dengan menutupi jaring bau dengan nilon mesh, tebak! mereka juga bisa menipu medali emas).
Menutupi yang jelek biar keliatan baik padahal tidak benar-benar baik, itu sama dengan curang!
Kalau hal kecil seperti itu saja berbuat curang, bagaimana dengan hal-hal selanjutnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar