Minggu, 29 Desember 2019

DESEMBER



D
esember....
Di penghujung tahunan, menata lagi kenangan.
Untuk waktu yang telah terlewatkan.
Kala sebelas bulan telah tertinggalkan.


Oh Desember...
Telah banyak waktu terlewatkan, entah itu kesenangan atau pun kesakitan.
Semuanya akan menjadi pelajaran, karena kau sudah datang kembali menjadi akhir dalam lembaran kehidupanku.


_________




___________________



Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan seorang temanku disebuah kafe di dalam mall disalah satu kota Jakarta. Dan akhir-akhir ini kami sering sekali menghabiskan banyak waktu berdua lalu berbincang-bincang mengenai kehidupan asmara kami. Aku senang sekali ketika akan bercerita, karna yang akan ku ceritakan kepadanya adalah tentangmu. Ya...kamu, 
Kamu yang sudah berhasil membuat aku disiksa rindu selama ini dengan level emergency.
Setiap memulai cerita tentangmu, tak tau kenapa aku selalu bahagia. Bahkan hal sekecil apapun itu aku akan berusaha membuat cerita semenarik mungkin kepada temanku tentangmu. Dan kali ini dia hanya tersenyum memandangku ketika aku bercerita tentangmu. 

Dengan semangat yang luar biasa, dan dengan suara yang lantang aku bercerita panjang lebar, lalu sesekali tertawa mengingat semua tentangmu. 
Tapi kali itu berbeda, temanku memegang tanganku ketika aku sedang berbicara serius tentangmu, dia bilang...
"Kamu kangen banget ya sama dia?"
Seketika suaraku hilang, dadaku sesak sekali. Seperti ada dorongan dikelopak mataku, namun aku menahannya sambil memandang langit-langit kafe yang di penuhi cahaya lampu. 

Waktupun bermain di suasana malam itu untuk aku menahan semua perasaan yang tertahan. Pada akhirnya aku sudah tak sanggup lagi menahan dorongan yang ada dikelopak mataku, hingga tertumpah bersamaan ketika aku menundukkan kepalaku menatap ubin kafe dan berkata....
"Iya, aku kangen banget" 


Suasana kala itu benar-benar membuat pipiku basah dan dadaku sesak sekali. 
"Kasihan banget sih kamu Len"
Ucap temanku sambil mengusap lenganku dengan lembut. 
Tangisku tumpah ketika temanku bergegas merangkulku sambil mengelus rambutku.
"Kasihan kenapa? Aku semenyedihkan itu ya?"
...............
Cukup lama waktu dia untuk menenangkan aku dengan cerita tentangmu yang menurut dia banyak meninggalkan iba terhadapku. 
"Iya Len, kamu menyedihkan banget buat aku. Karna apa? Tiap kita ketemu kamu tuh gak pernah ganti topik, yang diceritain dia mulu. Aku gak bosan sih, cuman lebih ke kasihan sama kamunya, disiksa rindu tuh sakit banget loh. Tapi kamu Hebat Len".



Tiba-tiba seseorang menghampiri meja kami.
.............


Tanpa sadar ternyata kami sudah banyak bercerita, dan menghabiskan waktu dengan rangkulan kerinduan. Bila tak dihampiri oleh pelayan kafe itu, mungkin saja kami akan menginap semalam dikafe tersebut.  ^^ 



_________________


Desember untuk sebuah renungan.
Larut bersamanya di musim penghujan
Sebuah isyarat penuh keberkahan
Kala Tuhan berjanji setiap doa akan terkabulkan saat di panjatkan ketika turun hujan.
Karena desember bulan penentuan menjadi akhir musim hujan, entah itu hanya kebetulan atau memang semata ini sudah menjadi rekaan Tuhan.

..............

Untuk semua curahan hati, semua kerinduan yang tertumpah di dalam doa, aku berharap tahun esok semuanya akan baik-baik saja. 
Air mata yang selalu menjadi teman disaat pengharapan diucapkan semoga bisa berubah menjadi kebahagiaan.

Dan disemua doa yang kupanjatkan selalu tersisip namamu dengan angan yang menyisakan kenangan. 
Aku berharap akan bertemu denganmu ditahun esok, nanti dan tahun-tahun seterusnya. Semoga........

Selamat bertemu dalam zona perubahan setiap detik kehidupan, 
Hai Kamu .....

Subjek di setiap pengaharapan Desember ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAK SEARAH ~

                T erlalu pengecut jika harus kembali bercerita. Semua memang begitu berliku tapi tak tahu dimana kelokannya. Maaf...aku ter...